Jumat, 15 April 2011

MANUSIA DAN CINTA KASIH

                         MANUSIA DAN CINTA KASIH
Menurut kamus bahasa Indonesia W.J.S Poerwadarminta, cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.
Cinta adalah rasa sangat suka atau sayang (kepada) ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata Kasih artinya perasaan sayang atau cinta (kepada) atau sangat menaruh belas kasihan. Dengan demikian cinta kasih dapat di artikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada sesorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.
Terdapat perbedaan antara cintan dan kasih. Cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam. Sedangkan kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah kepada yang di cintai.
Perbedaan antara cinta dengan nafsu adalah sebagai berikut :
• Cinta bersifat manusiawi dan rokhaniah sedangkan nafsu bersifat jasmaniah.
• Cinta menunjukkan perilaku memberi, sedangkan nafsu cenderung menuntut.
Cinta yang dikemukanan oleh Dr. Sarlito W Sarwono memiliki tiga unsur yaitu :
1. Keterikatan adalah adanya perasaan untuk hanya bersama dia, segala prioritas untuk dia, dan tidak mau pergi dengan orang lain, kalau janji dengan dia harus di tepati, ada uang sedikit beli oleh-oleh untuk dia.
2. Keintiman, yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa antara anda dengan dia sudah tidak ada jarak lagi.
3. Kemesraan, yaitu adanya rasa ingin membelai/dibelai, rasa kangen kalau jauh/lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang mengungkapkan rasa sayang, dan seterusnya.
Cinta memiliki tiga tingkatan :
• Cinta tingkat tertinggi adalah cinta kepada Allah, rasulullah dan berjihad di jalan Allah.
• Cinta tingkat menengah adalah cinta kepada orang tua, anak, saudara, istri/suami dan kerabat.
• Cinta tingkat terendah adalah cinta yang lebih mengutamakan cinta keluarga, kerabat, harta dan tempat tinggal.
Pengertian kasih sayang menurut kamus umum bahasa Indonesia karangan W.J.S Poerwadarminta adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang.
Dalam kasih sayang sadar atau tidak sadar dari masing-masing pihak dituntut tanggungjawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling perhatian, dan saling terbuka, sehingga keduanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh.
Kemesraan
Kemesraan berasal dari kata dasar mesra, yang artinya perasaan simpati yang akrab. Kemesraan ialah hubungan yang akrab baik pria dan wanita yang sedang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga. Kemesraan adalah salah satu perwujudan dari cinta. Kemesraan dapat menimbulkan daya kreativitas manusia. Dengan kemesraan orang dapat menciptakan berbagai bentuk seni sesuai dengan kemampuan dan bakatnya.
Pemujaan
Pemujaan adalah salah satun manifestasi cinta manusia kepada tuhannya yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi ritual. Kecintaan manusia kepada tuhan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Hai ini adalah karena pemujaan kepada tuha adalah inti, nilai dan makna kehidupan yang sebenarnya. Pemujaan-pemujaan itu sebenarnya kerana manusia ingin berkomunikasi dengan tuhannya. Hal ini berarti manusia mohon ampun atas segala dosanya, mohon perlindungan, mohon dilimpahkan kebijaksanaan, agar ditunjukan jalan yang benar, mohon ditambahkan segala kekurangan yang ada padanya, dan lain-lain.
Belas Kasihan
Perbuatan atau sifat manaruh belas kasihan adalah orang berakhlak. Manusia mempunyai potensi untuk belas kasihan. Masalahnya sanggupkah dia menggungah potensi belas kasihannya itu. Dalam esai on love ada pengertian bahwa cinta adalah rasa persatuan tanpa syarat. Itu berarti dalam belas kasihan tidak terkandung unsure pamrih. Belas kasihan yang kita tumpahkan benar-benar keluar dari lubuk hati yang ikhlas. Cara-cara menumpahkan belas kasihan bergantung pada situasi dan kondisi. Ada yang memberikan uang, ada yang memberikan barang, ada yang memberikan pakaian, makanan, dan sebagainya.
Macam cinta kasih dan yang lain yaitu sebagai berikut :
• Cinta kasih antar orang tua dan anak
Orang tua yang memerhatikan dan memenuhi kebutuhan anaknya, berarti mempunyai rasa cinta kasih terhadap anak. Mereka selalu mengharapkan agar anaknya menjadi orang baik dan berguna dikemudian hari.
• Cinta kasih antara pria dan wanita
Sesaeorang pria menaruh perhatian dengan seorang gadis dengan perilaku baik, lemah lembut, sopan, apalagi memberikan seuntai mawar merah, berarti ia menaruh cinta kasih terhadap gadis itu.
• Sinta kasih antara sesama manusia
Apabila seorang sahabat berkunjung kerumah kawannya yang sedang sakit dan membawa obat kepadanya berarti bahwa sahabat itu menaruh cinta kasih terhadap kawannya yang sakit itu.
• Cinta kasih antara manusia dengan tuhan
Apabila seseorang taat beribadah, menurut perintah tuhan, dan menjauhi segala larangannya, orang itu mempunyai cinta kasih kepada tuhan penciptanya.
• Cinta kasih manusia terhadap lingkungannya
Apabila seseoarang menciptakan taman yang indah, memelihara taman pekarangan, tidak menebang kayu di hutan seenaknya, menanam tanah gundul dengan teratur, tidak berburu hewan secara semena-mena atau dikatakan bahwa orang itu menaruh cinta kasih atau menyayangi lingkungan hidupnya.
Cinta kasih erotis yaitu kehausan akan penyatuan yang sempurna akan menyatukan dengan seseorang lainnya. Jatuh cinta adalah sebuah rasa yang di miliki seseorang ketika melihat seseorang lain (dari jenis kelamin yang berbeda) yang menarik perhatiannya. Perasaan cinta muncul karena dalam tubuh diproduksi zat-zat tertentu yang sedikit membius dan efeknya bisa disamakan dengan efek narkoba. Zat ini dinamakan FEROMON. FEROMON membuat seseorang kecanduan sehingga ingin melihat pasangannya atau orang idamannya sesering mungkin. Perasaan jatuh cinta ini setelah beberapa waktu akan menghilang sedikit demi sedikit. Yang muncul biasanya rasa-rasa lain seperti perasaan cinta sejati, kasih sayang serta rasa aman dan nyaman. Perasaan-perasaan ini yang terakhir sering menonjol saas sudah menikah.
MODERNISASI, GLOBALISASI DAN UNIVERSALISME

Pada dasarnya setiap masyarakat menginginkan perubahan dari keadaan tertentu ke arah yang lebih baik dengan harapan akan tercapai kehidupan yang lebih maju dan makmur. Keinginan akan adanya perubahan itu adalah awal dari suatu proses modernisasi.
Menurut Wilbert E Moore, modernisasi adalah suatu transfortasi total kehidupan bersama yang tradisional atau pra modern dalam arti teknologi serta organisasi social ke arah pola-pola ekonomis dan politis yang menjadi cirri Negara barat yang stabil. Modernisasi merupakan proses mengangkat kehidupan, suasana batin yang lebih baik dan maju daripada kehidupan yang sebelumnya, suasana kehidupan yang serasi dengan kemajuan zaman.
Globalisasi adalah suatu proses dimana antar individu, antar kelompok, dan antar Negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan mempengaruhi saru sama lain yang melintasi batas Negara. Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia diseluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya popular dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu Negara menjadi semakin sempit.
Peningkatan interaksi melalui perkembangan media masa (terutama televise, film, music, dan transmisi berita dan olah raga internasional) saat ini kita dapat mengkonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasin beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion, literature, dan makanan. Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional, ragional dan lain-lain. Kennedy dan Cohen menyimpulkan bahwa teansformasi ini telah membawa kita pada globalisme, sebuah kesadaran dan pemahaman baru.

STRATIFIKASI SOSIAL (PELAPISAN SOSIAL)

Pelapisan social atau stratifikasi social (social stratify-cation) adalah perbedaan atau pengelompokan para anggota masyrakat secara vertical (bertingkat). Menurut Pitirim A. Sorokin adalah perbedaan penduduk atau masyarakat kedalam lapisan-lapisan kelas secara bertingkat (hirarki).
Ukuran atau kriteria yang menonjol atau dominan sebagai dasar pembentukan pelapisan sosial adalah sebagai berikut :
1. Ukuran Kekayaan
Kekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat kedalam lapisan-lapisan social yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak maka ia akan termasuk lapisan teratas dalam system pelapisan social, demikian pula sebaliknya, apakah tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan yang rendah. Kekayaan tersebut dapat dilihat antara lain pada bentuk tempat tinggal, benda-benda tersier yang dimilikinya, cara berpakaiannya, maupun kebiasaannya dalam berbelanja.
2. Kekuasaan dan Wewenang
Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan menempati lapisan teratas dalam system pelapisan social dalam masyarakat yang bersangkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat menguasai orang-orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat mendatangkan kekayaan.
3. Ukuran Kehormatan
Ukuran kehoramatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dikhormati akan menempati lapisan atas dari system pelapisan social masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat menghormati orang-orang yang banyak jasanya kepada masyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang berperilaku dan berbudi luhur.
4. Ukuran Ilmu Pengetahuan
Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam system pelapisan social masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik (kesarjanaan), atau profesi yang disandang oleh seseorang, misalnya dokter, insinyur, doktorandus, doctor ataupun gelar professional seperti professor. Namun sering timbul akibat-akibat negative dari kondisi ini jika gelar-gelar yang disandang tersebut lebih dinilai tinggi daripada ilmu yang dikuasainya, sehingga banyak orang yang berusaha dengan cara-cara yang tidak benar untuk memperoleh gelar kesarjanaan, misalnya dengan membeli skripsi, menyuap, ijazah palsu dan seterusnya.
Stratifikasi dapat terjadi dengan sendirinya sebagai bagian dari proses pertumbuhan masyarakat, juga dap[at dibentuk untuk tercapainya tujuan bersama. Faktor yang menyebabkan stratifikasi social dapat tumbuh dengan sendirinya adalah kepandaian, usia, system kekerabatan, dan harta dalam batas-batas tertentu.

MANUSIA DAN PERMASALAHNYA

Menurut soerjono soekarto masalah social adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat. Masalah social muncul akibat terjadinya perbedaan yanr mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Sebuah masalah dikatakan sebagai amsalah social apabila bersangkutan dengan hubungan antar manusia dan menggunakan keutuhan masyarakat. Pada dasarnya, masalah social menyangkut nilai-nilai social dan moral.

Penyebab Masalah Social Diklasifikasikan Dalam 4 kategoris :
• Factor ekonomis : kemiskinan, pengangguran.
• Factor biologis : penyakit.
• Factor psikologis : syaraf, bunuh diri.
• Factor kebudayaan : perceraian, kejahatan.

1. Masalah social (scientific or sociental problem) menyangkut analisis tentang macam-macam gejala kehidupan masyarakat.
2. Problema social (ameliorative or social problem)
Meneliti gejala-gejala abnormal masyarakat dengan maksud untuk memperbaiki atau bahkan menghilankannya.
Masalah nilai-sosial dan moral merupakan persoalan karena menyangkut tata kelakuan yang immoral. Berlawanan dengan hokum dan bersifat merusak. Oleh kerana itu manusia tidak mungkin ditelaah tanpa mempertimbangkan ukuran-ukuran masyarakat mengenai apa yang dianggap baik dari apa yang dianggap buruk.

Kriteria Utama Suatu Masalah Sosial :
• Tidak adanya persesuaian antara ukuran-ukuran dan nilai-nilai social dengan kenyataan-kenyataan serta tindakan social.
• Sumber-0sumber masalah social (sering diartikan sempit).
• Pihak-pihak menetapkan apakah suatu kepincangan merupakan masalah social atau tidak.
• Manifest social problem dan latent social problem.
• Perhatian masyarakat dan masalah social.

Manifest Sosial Problem
Masalah yang timbul akibat terjadinya kepincangan-kepincangan di masyarakat dan terjadi akibat tidak sesuainya antara notma-norma dan tindakan serta nilai yang ada dalam masyarakat. Sebab masyarakat tidak menyukai tindakan-tindakan yang menyimpang.
Latent Sosial Problem
Menyangkut hal-hal yang bertentangan atau berlawanan dengan nilai-nilai masyarakat akan tetapi tidak diakui demikian halnya.

Gejala dan masalah social merupakan ungkapan hasil hubungan aspek kehidupan social. Dalam kerangka kerja studi social kita dituntut menghubungkan beberapa bidang ilmu pengetahuan social sesuai dengan gejala dan masalah yang sedang kita telaah.

MANUSIA SEBAGAI MAHLUK PSIKOLOGI

Manusia adalah mahluk psikologi yang memiliki bawaan universal unik dan terus dikaji oleh para ahli humaniora. Kita mengaku sebagai manusia tapi terkadang kita sering lupa bahwa kita adalah manusia. Siapakah kita dan bagaimana kita memfungsikan kemanusiaan kita agar kita layak disebut manusia.
Manusia adalah insan bila dilihat dari sudut pandang psikologinya. Kenapa manusia disebut insan, insan dalam bahasa arab menunjukkan manusia sebagai mahluk psikologi, kata insan sendiri berasal dari tiga asal kata :
• Uns bermakna mesra, harmoni, jinak, tampak.
• Nasa yanusu bermakana terguncang, stress.
• Nasiya yansa bermakna lupa.
Kita mungkin sering mendapati manusia dalam dua bentuk yaitu :
• Manusia baik
• Manusia jahat
Bila kita menyatukan tiga asal kata tadi menjadi sebuah definisi maka manusia bila ditinjau dari sisi psikologina adalah mahluk yang memiliki harmoni jiwa, cinta, benci, jinak, terkadang stress dan sering lupa.
Kita pun pernah mengalami ketertarikan atau bahkan sesekali kita menginginkan sesuatu yang berunsur karakter hewan. Kenapa itu bisa terjadi dan bagaimana cara mensikapi gejolak-gejolak yang tidak manusiawi dalam diri kita.

MANUSIA SEBAGAI MAHLUK EKONOMI

Ekonomi merupakan salah satu ilmu social yang mempelajari aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa. Untuk memenuhi kebutuhannya, manusia melakukan berbagai kegiatan. Kegiatan manusia dalam memenuhi atau memuaskan kebutuhannya harus sesuai dengan kemampuannya. Kegiatan inilah yang menunjukkan kedudukan manusia SEBAGAI MAHLUK EKONOMI (HOMO ECONOMICUS).
Sebagai mahluk social dan mahluk ekonomi pada dasarnya selalu menghadapi masalah ekonomi. Inti dari masalah ekonomi yang dihadapi manusia adalah kenyataan bahwa kebutuhan manusia jumlahnya tidak terbatas, sedangkan alat pemuas kebutuhan manusia jumlahnya terbatas.
Kita harus bijaksana dalam memenuhi kebutuhan. Setiap kebutuhan menuntut pemenuhan. Namun, dalam memenuhi kebutuhan itu, kita harus memerhatikan kemampuan kita. Kita harus mencari alternative untuk memenuhi kebutuhannya.
Sebagai mahluk ekonomi yang bermoral, manusia berusaha memilih dan menggunakan sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhannya dengan memperhatikan nilai-nilai agama dan norma-norma sosial, tidak merugikan orang lain, menggunakan sumber daya alam secara selektif, serta memerhatikan kelestarian lingkungan.
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK POLITIK

Sebagai mahluk politik manusia selalu membutuhkan oeang lain dan memiliki strategi dalam mempertahankan kehidupannya, sehingga kehidupannya dengan masyarakat dan organisasi social merupakan sebuah keharusan. Allah telah memberikan watak agresif yang alami bagi setiap mahluk.
Manusia diberi kemampuan berfikir, dengan akalnya manusia mempertahankan hidupnya. Maka dari itu, timbulah suatu cara agar manusia dapat memenuhi keinginannya dan bersaing mrngalahkan orang lain yang dinamakan dengan politik.
Dengan politik manusia bias merencanakan dan menyusun strategi dalam bertindak. Karena manusia tidak lepas namanya politik, maka dari itu manusia dinamakan sebagai mahluk politik.
Ciri manusia sebagai mahluk politik dapat kita lihat bahwa dalam kehidupan manusia selalu ditandai dengan adanya penentuan atas pilihan-pilihan dalam menjalani hidupnya. Dalam kehidupan tak jarang manusia memiliki suatu keinginan (cita-cita) yang sama. Untuk mewujudkan keinginan tersebut, maka manusia memainkan perannya sebagai mahluk yang memilih (mahluk politik) untuk menentukan bagaimana cara untuk merealisasikan keinginan tersebut.